Dugaan Banyak Kasus Kredit Fiktif, Mahasiswa Jawa Timur Desak Khofifah Pecat Direksi Bank Jatim
Komline, Jakarta- Sekelompok orang yang mengatasnamakan Perkumpulan Mahasiswa Jawa Timur (Permas-Jatim) menyerukan kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, untuk segera memecat jajaran direksi Bank Jatim. Selain itu, KPK juga diminta turun tangan dalam mengusut dugaan kredit fiktif yang terjadi di tubuh Bank milik Pemda Jawa Timur tersebut.
Aksi tersebut berlangsung di depan Gedung Merah Putih Komisisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (18/03).
“Kami mendesak kepada Ibu Gubernur Khofifah untuk segera memecat jajaran direksi Bank Jatim. Sebab, selama ini Bank tersebut selalu terbelit dengan kredit fiktif bahkan yang terbaru terjadi di Cabang Kepanjeng Malang yang ditaksir merugikan negara 100 miliar,”. Kata Mohammad Said Abdillah, Koordinator Lapangan dalam orasinya di depan Gedung KPK.
Menurut Said, kasus kredit fiktif yang terjadi di Cabang Malang merupakan kegalan direksi Bank Jatim pusat.
“Kegagalan direksi Bank Jatim dalam menerapkan sistem keamanan dan kehati-hatian dalam perusahaan menjadi alasan kuat bagi Ibu Khofifah untuk segera mengambil tindakan untuk memecat semua direksi Bank Jatim terutama dirutnya dan direktur yang bertanggung jawab dalam persoalan kredit di Bank itu. Apalagi selama ini Bank Jatim selalu dibelit dengan persoalan kredit fiktif yang belum terungkap sepenuhnya dan pelakunya juga tidak diproses hukum secara tuntas,” paparnya.
Said juga mendasak kepada komisi anti rusuah untuk turun tangan dengan melakukan investigasi dugaan terjadinya kredit fiktif di Bank Jatim.
“Kejadian di Cabang Malang sebenarnya hanya satu kasus yang terungkap dari sekian kasus kredit fiktif yang terjadi Bank Jatim, oleh karena itu kami mendesak KPK untuk turun tangan melakukan pemeriksaan kepada semua direksi Bank Jatim agar kredit fiktif yang selama ini masih mangkrak bisa diungkap kembali dan Bank Jatim bisa diselamatkan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tidak kompeten, tidak pofesional dan tidak punya integritas,” pungkas Said.