news

HUT ke-79 Sumatera Selatan, Nopri Agustian Ingatkan Gubernur: “Tak Perlu Sorak Sorai Jika Rakyat Masih Miskin”

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Komeringonline, Palembang – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Provinsi Sumatera Selatan yang jatuh pada 15 Mei 2025 menjadi sorotan publik, terutama dari kalangan aktivis. Salah satunya datang dari Nopri Agustian, Koordinator Aktivis Sumsel Jakarta, yang menilai bahwa euforia perayaan seharusnya dibarengi dengan refleksi terhadap kondisi nyata masyarakat Sumsel saat ini.

Dalam pernyataannya, Nopri menegaskan bahwa Sumatera Selatan masih tercatat sebagai salah satu provinsi termiskin di Indonesia, meskipun memiliki kekayaan alam yang melimpah dan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif.

“Kita tidak perlu sorak sorai berlebihan saat rakyat kita masih banyak yang hidup dalam kemiskinan. Ini momen untuk merenung, bukan hanya merayakan,” ujarnya.

Ia juga menyinggung soal ketimpangan yang dirasakannya mencolok antara kekayaan daerah dan kondisi kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya kegagalan tata kelola pemerintahan dalam mendistribusikan hasil kekayaan daerah secara adil.

Lebih lanjut, Nopri menyoroti gaya hidup para pejabat, termasuk Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, yang menurut beberapa laporan kekayaannya termasuk salah satu yang tertinggi di antara kepala daerah se-Indonesia.

“Provinsi miskin, tapi gubernurnya terkaya se-Indonesia. Ini fakta yang harus kita renungkan bersama. Jangan sampai rakyat dibiarkan menderita, sementara pemimpinnya hidup dalam kemewahan,” tegas Nopri.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk menjadikan momen HUT ke-79 ini sebagai titik balik dalam membangun Sumatera Selatan yang lebih adil dan sejahtera.

“Sumsel punya potensi besar, baik SDA maupun SDM. Tinggal kemauan politik dan keberpihakan pada rakyat kecil yang harus diperkuat,” tutupnya.

HUT ke-79 ini diharapkan bukan hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga menjadi pemicu evaluasi dan langkah nyata dalam mengatasi kemiskinan dan kesenjangan yang masih membayangi Bumi Sriwijaya.

Facebook Comments

Related Articles

Back to top button