Peristiwa

Jokowi harusnya Ksatria akui melanggar Prokes di NTT

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Komline, Jakarta- Kunjungan kerja Presiden Jokowi disambut gegap gempita oleh masyarakat yang berbondong ingin melihat dan menyapa, tanpa sengaja berkerumun menyambut kehadiran sang Pejuang kesejahteraan bagi rakyat Maumere NTT, tentu spontanitas dan jiwa pemimpin yang mengayomi tersentuh untuk pula membalas suka cita yang diberikan masyarakat NTT tidaklah bertepuk sebelah tangan. Namun sayang peristiwa tersebut berpotensi menjadi petaka manakala Indonesia masih dalam masa Pandemi dan dibatasi PPKM.

Seluruh elemen masyarakat Indonesia dihimbau untuk mematuhi Prokes ketat untuk memutus mata rantai penyebaran covid19 yang angka positifnya menyentuh 1,3jt serta korban meninggal 35ribu jiwa di Indonesia.

Mulai dari Pejabat ditingkat RT sampai dengan pejabat tertinggi, TNI-POLRI, serta tokoh masyarakat terus mengkampanyekan Prokes ketat serta larangan berkumpul & berkerumun sampai dengan sangsi hukum tak ragu diterapkan bagi siapapun yang melanggar aturan Prokes agar Indonesia segera terbebas dari covid serta memulihkan ekonomi yang terpukul dimasa pandemi.

Peringatan keras pemerintah melalui para menteri dan petinggi polri yang akan menindak tegas dan melakukan penegakan hukum apabila masih ada pihak yang melakukan pengumpulan massa dalam jumlah besar. Serta meminta dengan sangat kepada para tokoh dan pejabat publik untuk memberikan contoh dan teladan ditengah masyarakat.

Namun peristiwa kunker Presiden Jokowi di NTT merupakan Paradoks Keteladanan serta ketelanjangan pelanggaran yang dilakukan pimpinan tertinggi negeri ini memperkosa aturan dan prosedur kesehatan yang dibuat oleh pembantunya sendiri.

Kewibawaan Pejabat publik pembuat aturan ketat prokes sekejap jatuh di mata masyarakat luas karena pimpinan tertingginya tanpa disadari membuat kerumunan masyarakat tanpa prokes memadai. Disisi lain penegakan hukum karena Prokes telah diterapkan sangat tajam kepada petinggi FPI.

 

Eviek Budianto,
PB Pemuda Muslimin Indonesia

Facebook Comments

Related Articles

Back to top button