Berita TokohInspirasiKisah & MisteriPeristiwa

Kabar Aniaya Hoax, Prabowo Terluka Dan Putuskan Ratna S Keluar Dari Timses

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Komline, Jakarta– Prabowo Subianto menanggapi soal kabar dugaan penganiayaan yang dilakukan sekelompok pria pada Ratna Sarumpaet di Bandung beberapa waktu lalu yang membuat kejadian itu merebak viral di berbagai media kini.

Menurutnya, Ia sendiri mungkin termasuk pribadi yang sentimentil. Dan Mudah tersentuh karena sebuah kabar. Cepat tergerak karena riak.

“Dan kadang-kadang gampang bergegas karena tidak bisa sekedar bersimpati. Dengan sikap seperti itulah saya berbagi empati dengan saudara-saudara yang lain,”(3/10) kata dia melalui akun medsos pribadinya.

Setiap kemalangan menimpa salah seorang saudara kita, katanya pasti menimbulkan keresahan dalam dirinya.

Namun, menurutnya tidak ada obat gelisah yang lebih mujarab selain bertemu langsung dan coba memecahkan persoalan yang ada.

Hal itu pula, lanjut dia “yang saya rasakan saat mendengar simpang siur kabar mengenai kondisi Ibu Ratna Sarumpaet (RS)”.

Foto-foto beredar dengan cepat disertai kronologis peristiwa yang meyakinkan. Tidak hanya saya, sahabat-sahabat yang lain juga langsung tergerak hatinya begitu mendengar kabar duka yang menimpa beliau.

Sebagai seorang sahabat, Prabowo menilai Ibu RS tokoh inspiratif yang konsisten berdiri memunggungi kekuasaan. Teladan yang sudah dibangunnya jauh sebelum era reformasi. RS adalah Seorang seniman yang menunjukkan bahwa seni mengabdi pada kemanusiaan bukan pada kekuasaan.

“Saya terluka begitu mendengar kabar tentang beliau. Asumsi-asumsi cepat berkembang mengenai peristiwa yang menimpa Ibu RS. Saya cepat mengambil sikap, apapun latar peristiwanya maka hukum harus ditegakkan,” ungkap kekecewaannya melalui akun medsosnya.

Lewat berbagai cara, akhirnya saya bisa dipertemukan dengan beliau. Sayangnya, pertemuan itu tidak jua membuka kotak pandora peristiwa. Pengakuan yang disampaikan Ibu RS langsung kepada saya malahan memperkuat sinyalemen-sinyalemen yang berkembang.

Baru belakangan, Ibu RS membuka pengakuan mengejutkan yang sudah kita ketahui semua, bahwa fakta sesungguhnya jauh menyimpang dari cerita sebelumnya.

“Saya sadar, sebagai manusia saya tidak luput dari kesalahan. Sikap sentimentil yang bersumber dari empati dan peduli sejenak membuat kita lupa untuk mawas diri,” kata Pak Prabowo.

Tetapi, lanjut dia, mulut sudah melontarkan kata dan ingatan merangkumnya jadi peristiwa. Riak sehari menjadi gelombang yang menimbulkan kegelisahan di tengah duka yang menimpa bangsa.

Sebagaimana manusia biasa saya menghaturkan maaf atas kekhilafan yang terjadi. Tidak sedikitpun terbersit nian untuk menimbulkan kegaduhan dari peristiwa ini, hanya naluri kemanusiaan.

Sebagai seorang pemimpin tentu kata maaf saja tidak cukup, kata dia. “Sebab bukan kata tetapi tindakan yang akan membuat perbedaan. Karena itu, saya memutuskan untuk memberhentikan ibu RS dari jabatan beliau di Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno,” jelasnya.

Namun, sebagai teman ia tetap akan terus menunjukkan kepedulian tetapi sebagai pemimpin saya tidak bisa mentolerir kebohongan.

Ia berharap kepada siapapun masyarakat, bisa belajar banyak dari peristiwa ini. Bahwa itikad baik saja tidak cukup tetapi harus dilandasi kejujuran hati.

“Semoga hari-hari ke depan, kejujuran menjadi sikap hidup kita agar tidak ada lagi itikad baik yang dibunuh oleh kebohongan,” pungkasnya.

(SN)

Facebook Comments
Back to top button