
Kongkalikong Biaya Operasional Tinggi dan Dugaan Korupsi PTBA, BARRETA Sumbagsel: Tunggu Saja Tanggal Mainnya
Komline, Jakarta- PTBA yang mewakili komisaris Pemerintah “Said Didu” pernah melakukan pemotongan anggaran eksploitasi tambang hampir Rp.1 triliun lebih sehingga keuntungan PTBA meningkat tajam. Namun bukan hanya itu yang membuat keuntungan PT Bukit Asam tidak optimal memurut koordinator Bareta Sumbagsel “Bony Balitong”
Dalam bincang-bincangnya kepada awak media, koordinator Bareta Sumbagsel tersebut mengurai operasional cost PTBA yang menyebabkan PT BA kekurangan keuntungan.
“Penggunaan Floating Crane untuk bongkar muat batubara di atas kapal dahulu pernah menjadikan Direktur Niaga dan Dirut PTBA menjadi tersangka karena kemahalan harga namun di lepas dengan SP3 oleh Kejagung RI”, jelas Bony Balitong.
“Kemudian besarnya penyusutan batubara yang di angkut dengan kereta api menuju dermaga Kramasan yang di audit BPK RI menunjukkan nominal yang pantastis namun perkara ini belum di tindak lanjuti secara hukum:”, terang Bony.
“Banyak masalah lain yang sedang Bareta analisis terkait beban operasional tambang seperti Dana Reklmasi pasca tambang, dana Comunity Development, pajak dan lain-lain”, ungkap Bony Balitong yang menggandeng auditor freelance untuk meneliti laporan keuangan PT Bukit Asam.
“Pokoknya tunggu saja tanggal mainnya karena selaku pegiat anti korupsi dan peduli rakyat Bareta punya kewajiban untuk mengungkap dana trilyunan rupiah di PT Bukit Asam”, pungkas Bony Balitong.