Berita TokohInspirasiPolitik Dan HukumUncategorized

MAKI Sumsel : Protokol New Normal Serupa Tapi Tak sama Herd Immunity

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Komline,Palembang-Protokol New Normal yang akan di terapkan pemerintah di daerah Zona Hijau pendemi virus corona seakan mengacu kepada Herd Immunity. Dimana masyarakat menjalani kehidupan dengan berdamai atau berdampingan dengan virus corona.

Protokol New Normal mengharuskan masyarakat hidup normal dengan pola menjaga jarak dan memakai masker serta mencuci tangan dengan deterjen. Atau bersosialisasi seperti biasa denga pola phisycal distancing.

Ada sedikit kemiripan antara New Normal dengan Herd Immunity yaitu sengaja membiarkan masyarakat berdamai dengan virus corona. Bedanya hanya terletak pada pola penyebaran virus corona yaitu Herd Immunity membiarkan secara luas penyebaran virus sementara New Normal membatasinya hingga batas minimal.

Namun keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu menciptakan masyarakat yang nantinya immun terhadap corona virus. Protokol New Normal harus di barengi dengan kesiapan sarana kesehatan yg maksimal dan paramedis yang mencukupi. Bila tidak terpenuhi maka berpotensi menjadi bencana tak teratasi seperti di Italia, Amerika dan Equador.

Masyarakat akan menjadi korban keganasan virus corona baik korban jiwa ataupun yang dirawat. Dimana bila ketidak siapan sarana medis dan paramedis akan menambah jumlah korban jiwa secara signifikan seperti halnya di Amerika dan Italia.

Ketika dimintakan pendapatnya Deputy MAKI Sumsel berucap, “Pendemi corona sangat berdampak kepada masyarakat kelas bawah yaitu kondisi ekonomi dan penyebaran virus yang masive”, ucap Feri Deputy MAKI. (2/6/2020)

“Namun tidak seharusnya pemerintah menerapkan protokol New Normal pada kondisi belum memuncaknya wabah virus corona di Indonesia serta curva yang masih meningkat”, ucap Feri kembali.

“Pembatasan Sosial Berskala Besar belum di barengi dengan rapid test berskala besar sehingga belum menggambarkan kuantitas masyarakat yang terjangkiti virus corona”, ucap Feri selanjutnya.

“Dengan pemeriksaan rapid test di bawah 1.000 org per 1.000.000 juta penduduk maka gambaran jumlah penderita virus corona sangat tidak akurat”, ucap Feri Deputy MAKI.

“Perlu waktu panjang dengan melihat jumlah yang terpapar dan jumlah yang sembuh untuk menerapkan protokol New Normal karena akurasi data penderita yang kurang dapat di percaya”, ucap Feri kembali.

“Anehnya Pemprov Sumsel sangat berupaya menerapkan protokol New Normal di Provinsi ini terutama di kota Palembang”, ucap Feri selanjutnya.

“Sangat membahayakan masyarakat bila protokol New Normal jadi dilaksanakan di zona merah wilayah Pemprov Sumsel”, ucap Feri.

“Bantuan pangan dan BLT yang belum jelas kuantitasnya dan berasal darimana menjadi tanda tanya masyarakat, yang mana bantuan Pemerintah Provinsi, pusat dan daerah menjadikan penanganan pendemi corona di Sumsel terkesan carut marut”, ucap Feri kembali.

“Masyarakat berharap agar pemerintah daerah berpikir dengan akal sehat dan tidak hanya memikirkan dampak ekonomi untuk segelintir pelaku ekonomi termasuk berupaya melaksanakan pengadaan barang jasa di instasi pemerintah”, pungkas Feri Deputy MAKI.

Walau langit akan runtuh namun keselamatan jiwa rakyat paling utama dan itulah makna dari NKRI harga mati yang sesungguhnya.

Facebook Comments
Back to top button