news

MataHati Jualan Program Sekolah dan Berobat Gratis, Aktivis Sumsel-Jakarta: Selama Ini Ngapain Aja?

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Komeringonline, Sumsel – Koordinator aktivis Sumsel-Jakarta, Harda Belly, menanggapi program sekolah dan berobat gratis calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (MataHati) sebagai jualan politik yang tidak ada pengaruhnya terhadap elektabilitas dan kepercayaan masyarakat.

Menurutnya, program sekolah dan berobat gratis semestinya dijalankan saat Mawardi Yahya masih menjadi Wakil Gubernur dan saat Anita Noeringhati menjadi Ketua DPRD Provinsi , nah Selama Ini Ngapain Aja ?

“Kalau jualan program sekolah dan obat gratis sekarang sama saja dengan mengkritik dirinya sendiri saat masih punya jabatan,” kata HB dalam keterangannya, Sabtu (27/7/2024).

“Mawardi selagi masih jadi wakil Gubernur kemana saja, tidak ada perhatian sama sekali dengan pendidikan dan kesehatan. Demikian juga dengan Anita saat masih menjadi Ketua DPRD Provinsi, tidak pernah mengkritik pemerintah provinsi Sumsel soal kebijakan biaya pendidikan dan kesehatan,” imbuhnya.

HB menilai kegagalan Mawardi Yahya selama lima tahun menjadi Wakil Gubernur karena tidak ada kebijakan yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.

“Kebijakan apa yang ditinggalkan Mawardi Yahya sebagai policy yang pro rakyat atau yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat ?

Bahkan, HB menuding banyak janji politik mantan Wakil Gubernur itu yang tidak ditepati. “Jangankan mau memajukan Sumsel dengan inovasi, janji politiknya saja banyak yang tidak ditepati,” tuturnya.

Sumatera Selatan yang selalu masuk sepuluh besar provinsi termiskin menjadi salah satu bukti nyata kegagalan Mawardi Yahya saat masih menjadi Wakil Gubernur bersama Herman Deru.

“Semestinya malu dan mengakui telah gagal memimpin Sumsel selama lima tahun karena Sumsel selalu masuk sepuluh besar provinsi termiskin,” beber HB.

HB yakin masyarakat tidak akan termakan dengan janji politik dan sudah bisa menilai calon Gubernur dan Wakil Gubernur dari gagasan dan rekam jejaknya.

“Masyarakat Sumsel sudah rasional dan bisa menilai sendiri. Tidak mungkin memilih Cagub dan Cawagub yang hanya bisa berjanji tidak bisa menepati dan semua itu bisa dilihat dari rekam jejaknya,” tandas HB.

Facebook Comments

Related Articles

Back to top button