
Nopri Agustian Soroti Kerusuhan di Lapas Narkotika Musi Rawas: Minta Kalapas Dinonaktifkan Sementara dan Usut Tuntas Aktor Intelektual
Komeringonline, Musi Rawas – Tokoh muda Sumatera Selatan, Nopri Agustian, angkat bicara terkait kerusuhan yang terjadi di Lapas Narkotika Kelas II A Musi Rawas. Ia menilai kejadian tersebut sebagai alarm keras atas lemahnya pengawasan dan tata kelola lembaga pemasyarakatan, khususnya terhadap narapidana kasus narkoba yang dikenal berisiko tinggi.
Dalam pernyataannya, Nopri meminta pihak terkait untuk melakukan pengawasan ekstra ketat terhadap narapidana narkoba yang dinilainya memiliki potensi besar memicu gangguan keamanan jika tidak dikelola dengan baik.
“Kita tidak boleh anggap remeh kejadian ini. Kerusuhan di Lapas Narkoba Musi Rawas harus menjadi perhatian serius. Ada kelalaian yang terjadi, dan itu tidak boleh dibiarkan,” ujar Nopri, Selasa (7/5).
Kerusuhan yang sempat terekam dalam sejumlah video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan para napi meminta agar mereka “diperlakukan secara manusiawi.” Menanggapi hal tersebut, Nopri menekankan pentingnya perlakuan yang adil dan berprinsip HAM, namun juga menyatakan bahwa tidak boleh ada toleransi bagi tindakan anarkis atau makar di balik jeruji.
“Boleh bicara soal kemanusiaan, tapi jangan sampai menjadi alasan pembenaran untuk melakukan kerusuhan. Saya curiga ada dalang intelektual di balik kejadian ini. Dan itu harus segera diselidiki. Jika ada petugas atau pihak luar yang terlibat, harus ditindak tegas,” tegasnya.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Nopri mendesak agar Kepala Lapas Musi Rawas segera dinonaktifkan sementara waktu sampai hasil penyelidikan tuntas.
“Bagaimanapun, ini adalah tanggung jawab Kalapas. Untuk menjaga objektivitas penyelidikan, saya minta Kalapas segera dinonaktifkan. Ini penting agar proses investigasi berjalan transparan dan tanpa intervensi,” pungkas Nopri.
Ia juga meminta Kementerian Hukum dan HAM segera turun tangan serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengamanan dan pembinaan di lapas-lapas narkotika di Indonesia.