Peristiwa

Soal Pilpres 2024, Hasto Ungkap Capres Perlu Pertimbangan Bukan Asal Deklarasi

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Komline, Jakarta- Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menyampaikan bahwa pengumuman terkait pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) yang akan diusung partainya di Pilpres 2024 akan diumumkan pada momentum yang tepat.

Menurutnya, pengumuman terkait pasangan capres-cawapres yang akan diusung PDIP membutuhkan pertimbangan yang matang dan tak bisa dilakukan asal deklarasi saja.

“Pengumuman akan dilakukan pada momentum yang tepat. Semua memerlukan pertimbangan yang matang, bukan asal deklarasi. Itulah tata cara melahirkan pemimpin, perlu pertimbangan matang dan jernih,” ucap Hasto, Jumat (15/10).

Ia menegaskan, Kongres V PDIP telah memberikan mandat untuk membuat keputusan terkait pasangan capres-cawapres yang akan diusung PDIP di Pilpres 2024 kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Menurut Hasto, PDIP melihat ada sekelompok kepentingan yang tidak mau bekerja keras melakukan kaderisasi secara sistemik, lalu mengambil jalan pintas dengan mencalonkan tertentu dengan berbagai subjektivitas kepentingan saat ini.

Ia menyatakan, PDIP akan terus mencermati dinamika politik yang berkembang, serta sambil meminta seluruh kader dan anggota untuk terus memegang disiplin dan lebih memilih membantu rakyat di dalam seluruh program pemulihan atas dampak pandemi Covid-19.

Di sisi lain, Hasto menyampaikan, demokrasi di Indonesia bukan demokrasi elektoral-individual, melainkan mengacu pada budaya bangsa yang mengedepankan gotong rotong, musyawarah, dan kepemimpinan yang didukung oleh semangat kolektivitas gotong royong. Dia pun berkata, PDIP memiliki banyak kader mumpuni yang bisa diusung untuk menjadi capres atau cawapres.

“Itu semua perlu kerja sistemik melalui bangunan organisasi kepartaian. Jadi terkait dengan capres dan cawapres, partai memiliki banyak kader yang mumpuni yang telah dipersiapkan partai,” katanya.

Situasi internal PDIP bergolak di Jawa Tengah (Jateng) setelah sejumlah kader mendeklarasikan DPC SGI Kabupaten Purworejo pada 25 September 2021.

Deklarasi ini dilakukan untuk mendukung Ganjar menjadi di Pilres 2024.

Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto alias Pacul menyebut oknum kader PDIP yang mendeklarasikan capres mendahului arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah keluar dari barisan.

“Adagium di PDIP itu yang di luar barisan bukan banteng, itu namanya celeng. Jadi apapun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng,” ujarnya di Sukoharjo, Sabtu (9/10).

Albertus kemudian menyerang balik dengan menyatakan bahwa kader PDIP di Jateng sekarang bermental pesuruh, bebek, dan beo di bawah kepemimpinan Pacul.

“Di bawah tekanan kepemimpinan beliau [Pacul] lahirlah kader-kader dengan mental babu, bebek dan beo,” kata Albertus, Selasa (12/10).

Albertus mengatakan Pacul bukan pertama kali mengeluarkan pernyataan bernada keras dan mengakui tindakan yang dilakukan Pacul itu bertujuan untuk merapatkan barisan.

Namun Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo itu menilai tindakan Pacul justru bisa berdampak kurang sehat bagi mental kader.

“Dalam beberapa hal itu tepat dan berhasil, tetapi dalam banyak hal Pak Bambang Pacul telah mengubah jiwa para kader menjadi seperti pesuruh, kon ngalor, ngalor, kon ngidul, ngidul,” ujarnya.

Akibat situasi itu, Albertus pun dipanggil oleh DPP PDIP ke Jakarta pada hari ini, Jumat (15/10). Di tempat lain, kelompok relawan bernama Gema Puan mendeklarasikan dukungan untuk mendukung Puan menjadi capres di Pilpres 2024.

Facebook Comments

Related Articles

Back to top button