Soroti Kebakaran Lapas Tangerang, Sekjen PB Pemuda Muslimin Indonesia : Potret Buram Pengelolaan Lapas
Jakarta– Sekjen PB Pemuda Muslimin Indonesia, Eviek Budianto menyoroti peristiwa kebakaran Lapas Kelas I Tangerang sebagai bentuk kelalaian sehingga berakibat fatal hilangnya nyawa puluhan tahanan.
Ia merasa prihatin dan menyayangkan standart keselamatan dan kemananan lapas masih minim.
“Kebakaran di Lapas yang merenggut nyawa puluhan orang merupakan akibat kalalaian dan menunjukkan standart keselamatan dan keamanan di Lapas masih minim,” kata Eviek dalam keterangannya, Jumat (10/9/2021).
Diketahui, telah terjadi kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang pada Rabu (8/9) dini hari, tepatnya pukul 01.50 WIB. Kebakaran terjadi di Blok C2 yang dihuni oleh 122 orang. Sedangkan secara keseluruhan Lapas Kelas I Tangerang diisi oleh 2.072 orang.
Data terakhir sebanyak 44 korban meninggal dunia akibat peristiwa kebakaran tersebut dengan 5 luka berat dan 73 luka ringan.
Menurut Eviek, Lapas seharusnya memiliki sistem keamanan dan keselamatan yang baik sehingga mampu mendeteksi atau antisiapi terjadinya bencana yang berakibat fatal.
“Lapas itu wajib dilengkapi dengan sistem yang memadai terkait dengan keamanan dan keselamatan untuk menghindari dari bencana atau peristiwa kebakaran dan lainnya, seperti alarm kebakaran, alat pemadam kebakaran, hydrant, sanitasi serta kamera pemantau sebagai fasilitas wajib di seluruh Lapas. Selain itu, Asuransi jiwa bagi penghuni Lapas juga diperlukan sebagai jaminan bagi keluarga korban,” tambahnya.
Selain itu, Eviek menanggapi pernyataan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly yang dianggap hanya sekedar bela sungkawa dan minta maaf tanpa merasa bertanggung jawab atas kelalaiannya selama ini sehingga terjadi tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan.
“Sebagai pejabat yang sadar telah melakukan kesalahan dan kelalaian dalam menjalankan tugasnya semestinya malu dan mengundurkan diri. Itulah kebijaksanaan dan tanggung jawab yang perlu ditunjukkan. Jangan hanya sekedar minta maaf dan bela sungkawa,” kesalnya.
Eviek minta pemerintah dan DPR mengevaluasi sistem Lapas dan semua pejabat yang punya wewenang atas pengelolaan dan pemeliharaan seluruh Lapas di Indonesia.
“Sudah saatnya pemerintah dan DPR evaluasi semuanya, baik dari sistemnya dan para pejabat yang mengelola dan memelihara Lapas seluruh Indonesia karena standart keselamatan dan keamanan dalam Lapas wajib diperbaiki,” ucapnya.
“Belum lagi problem jual beli fasilitas pelayanan sampai dengan remisi hukuman yang membudaya selama ini. Lapas Tengerang adalah potret buram dari buruknya pengelolaan Lapas di Indonesia. Bagaimana mungkin, Lapas yang berlokasi sangat dekat dengan pusat pemerintahan memilki masalah seperti ini, bagaimana dengan Lapas yang lokasinya jauh dari pantauan pemerintah,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Yasonnal H. Laoly meminta maaf kepada seluruh pihak, khususnya korban dan keluarga korban insiden kebakaran. Ia turut menyampaikan pesan bela sungkawa.
Yasonna mengaku telah minta maaf secara pribadi terhadap sejumlah keluarga korban kebakaran. Ia memastikan pemerintah akan menanggung segala bentuk pemulasaraan, pemakaman, dan urusan identifikasi jenazah, termasuk juga santunan kepada keluarga korban.
Selain itu, ia menyatakan bakal bertanggung jawab sepenuhnya. Namun demikian, ia menyebut kejadian kebakaran ini merupakan musibah yang menjadi evaluasi pihaknya dalam memperbaiki sistem di seluruh Lapas Indonesia.
“Kalau namanya pimpinan lepas tanggung jawab itu sudah tidak benar. Saya sebagai Menteri tentu saya harus menyampaikan tanggung jawab, tentu saya akan meminta jajaran saya di bawah. Tapi, ini jelas musibah dan tidak kita inginkan,” kata Yasonna.