10 Hal Yang Harus Disiapkan Sebelum Kamu Menikah
Cinta adalah salah satu unsur terpenting dalam merajut sebuah keluarga. Kendati demikian, menikah tidak melulu soal cinta saja karena ada banyak faktor lain yang harus diperhatikan.
Tim Lott, kolumnis keluarga The Guardian, dalam tulisan berjudul “Love is not all you need in a marriage” menjelaskan tiga hal yang lebih penting daripada cinta, dan harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk menikah. Tiga hal itu adalah komunikasi, menghormati pasangan, dan kepercayaan.
Sementara di Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), meluncurkan siapnikah.org, sebuah situs yang bisa dipakai untuk mengetahui kesiapan Anda untuk melakukan pernikahan. Menurut Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, yang dilansir dari Portal Informasi Indonesia, ada 10 kesiapan berkeluarga yang harus menjadi perhatian calon pasangan.
Apa saja itu? Dilansir dari laman Tirto, berikut ini 10 hal yang harus dipersiapkan sebelum menikah:
1. Kesiapan Usia
Usia memegang peran penting, karena kematangan psikis, sosial, bahkan fisik, sangat dipengaruhi oleh usia. Dilansir dari Bride.com, psikolog Wyatt Fischer menjelaskan bahwa secara psikis, seseorang lebih siap menikah ketika sudah melewati usia 20 tahun.
Sementara pekerja sosial klinis Kelsey Torgerson, menyebut pada usia 25, seseorang telah siap dalam berbagai hal, karena perkembangan otak telah ‘sempurna’. Dengan pertimbangan tersebut, maka rekomendasi paling tepat adalah menikah saat usia telah memasuki 21-25. Rekomendasi serupa juga disampaikan oleh siapnikah.org.
2. Kesiapan Finansial
Laman siapnikah.org menyebut bahwa “uang memang bukan segala-galanya”, tapi menurut mereka “untuk menjalankan roda rumah tangga, pasti membutuhkan uang.” Karena itu, dalam merencanakan pernikahan, persiapan finansial juga diperlukan. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, persiapan kehamilan, perawatan anak, bahkan hingga biaya pendidikan anak.
Karena itu, pastikan sebelum menikah Anda sudah memiliki sumber pendapatan tetap, misalnya pekerjaan tetap. Setidaknya, saat berkeluarga, kita bisa mandiri secara finansial, tidak membebani atau tergantung pada orang tua atau keluarga lainnya.
3. Kesiapan Fisik
Berkeluarga butuh kesiapan fisik, untuk bekerja mencari nafkah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, hingga melakukan aktivitas seksual. Karena itu, jika Anda memiliki riwayat penyakit seperti darah rendah, darah tinggi, hepatitis, atau penyakit menular seksual, harus berobat dulu sebelum menikah.
4. Kesiapan Mental
Selain fisik, kesiapan mental juga sangat dibutuhkan. Mengutip “Dynamics of Married and Family” dalam laman ecourseonline, kesiapan mental akan menentukan bagaimana seseorang: mampu menerima hubungan dan peran baru; memikul tanggung jawab; serta sikap yang sehat dalam menghadapi kehidupan seksual, kehamilan, persalinan bahkan mertua.
Maka dari itu, mengutip siapnikah.org, “mengingat berkeluarga tidak selamanya mulus atau indah seperti saat masih pacaran”, maka mental yang kuat harus disiapkan demi menghadapi beberapa masalah yang senantiasa muncul.
5. Kesiapan Emosi
Emosi dimaksudkan sebagai respons Anda ketika menghadapi tekanan. Misalnya, saat menghadapi deadline pekerjaan, saat tersinggung dengan ucapan atau perilaku orang lain, atau saat debat karena beda pendapat.
Jika Anda masih suka marah-marah, sampai melempar barang ketika berbeda pendapat, maka Anda harus belajar mengelola emosi terlebih dahulu sebelum menikah.
6. Kesiapan Sosial
Manusia, sebagaimana sudah tak dimungkiri lagi, bukanlah makhluk individual, tetapi makhluk sosial. Karena itu, kemampuan bersosialisasi sangat penting dalam kehidupan keluarga.
Maksudnya, setelah menikah, Anda akan menghadapi lingkungan baru dan keluarga baru, bahkan tak jarang lingkar pertemanan yang baru. Maka dari itu, mengasah jiwa kerelawanan sosial juga bisa menjadi bekal berharga sebelum masuk jenjang pernikahan.
7. Kesiapan Moral
Moralitas berlaku universal, apa pun agamanya. Kesiapan moral sangat penting untuk mengontrol perilaku agar dalam berkeluarga bisa memegang etika. Dalam siapnikah.org, hal itu dicontohkan melalui sikap-sikap menaati perintah Tuhan Yang Maha Kuasa, berlaku jujur, bersabar kala menghadapi ujian, hingga tidak menggunakan barang milik orang lain tanpa izin.
8. Kesiapan Interpersonal
Hal lain yang tak kalah penting adalah kemampuan interpersonal, khususnya dalam hal komunikasi. Indeed.com menjelaskan, kemampuan interpersonal ini terkait dengan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain.
Seseorang yang memiliki kemampuan interpersonal akan bisa menjadi pendengar yang baik saat orang lain curhat, berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang, hingga mampu berdiskusi dan mendengar pendapat orang lain sebelum mengambil keputusan.
9. Keterampilan Hidup
Keterampilan sangat dibutuhkan dalam hidup. Ketika berkeluarga, keterampilan itu makin dibutuhkan. Misalnya, keterampilan dasar seperti merapikan dan membersihkan rumah, memasak, mengasuh dan mendidik anak, menjalankan peran suami/istri.
Bahkan, sesuai pesan BKKBN, “merawat organ reproduksi hingga pengetahuan alat kontrasepsi untuk pengaturan jarak kehamilan juga menjadi keterampilan yang harus dimiliki”.
10. Kesiapan Intelektual
Dalam berkeluarga, kemampuan intelektual bisa tercermin dari aktivitas pencarian informasi seputar kehidupan keluarga. Jika Anda sudah mencari informasi untuk mendapat pengetahuan seputar kesehatan reproduksi, pengasuhan anak, pola hidup sehat, dan lainnya, maka kamu sudah memiliki bekal berharga sebelum menikah.