Peristiwa

Akidi Tio Sumbangan Rp 2 T, Direktur Riset Core: Sumber Uangnya Harus Diketahui

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Komline, Jakarta- Sumbangan untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) sebesar Rp 2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio rencananya akan ditransfer kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri. Dengan jumlah uang sebesar itu, seperti apa aturannya?

Direktur Riset Core (Center of Reform on Economics) Indonesia Piter Abdullah menyampaikan, memang ada persyaratan khusus bila ingin melakukan transfer uang dalam jumlah besar hingga Rp 2 triliun, di mana bank akan mengecek dari mana sumber uang tersebut. Dalam hal ini berlaku ketentuan Know Your Customer (KYC) untuk memastikan tidak terjadi money laundering atau pencucian uang.

“Jadi, sumber uangnya harus diketahui persis dari mana. Kalau tidak diketahui, bank tidak akan mau. Walaupun punya uang, misalnya uangnya dari luar negeri yang tidak jelas, bank tidak akan mau. Tetapi sejauh bank meyakini uang tersebut dari sumber yang benar, bukan money laundering, bank akan mentransfer,” kata Piter Abdullah, Rabu (28/7/2021).

Selain proses transfer, Piter juga menyoroti ketentuan terkait uang yang akan ditransfer ke rekening Kapolda Sumsel. Sebab dalam ketentuan KPK, Kapolda tidak boleh menerima uang.

“Seharusnya memang bukan ke rekening Kapolda, bukan ke rekening Polda, tetapi dibuat rekening khusus untuk menampung dana sumbangan tersebut. Untuk menjaga good governance, juga perlu dibentuk tim khusus dalam pemanfaatan dana ini agar benar-benar transparan. Kapolda juga harus menyampaikan rencana dan realisasi bantuan tersebut,” kata Piter.

Langkah keluarga almarhum Akidi Tio yang menyumbang hingga Rp 2 triliun juga dipuji Piter. Menurutnya hal ini menunjukkan sikap ikhlas yang besar dan selayaknya bisa dicontoh oleh pengusaha-pengusaha lain.

“Ini sesuatu yang sangat luar biasa yang harus menjadi pengingat kita. Ini bukan masalah agama atau suku. Yang menyumbang ini kan orang Tiongkok yang selalu dianggap hanya mencari uang saja di Indonesia, selalu dinomorduakan dan dianggap minoritas. Namun mereka menunjukkan kalau mereka punya empati. Keluarga Pak Tio menunjukkan bahwa orang yang paling mulia di antara kita adalah yang berguna bagi orang lain,” kata Piter.

Facebook Comments

Related Articles

Back to top button