Peristiwa

BEM SI: Negara sedang gawat, saatnya galang perlawanan rakyat

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Komline, Jakarta- Kritikan terhadap Pemerintah akhir-akhir ini bermunculan, banyak para tokoh dan pemuda ikut bersuara yang menimbulkan pro kontra di masyarakat.

Salah satunya dari Koordinator Pusat BEM SI 2021, Wahyu Suryono Pratama.

Dalam keterangan yang diterima media ini, Wahyu Suryono Pratama Koordinator Pusat BEM SI 2021 mengatakan indeks demokrasi indonesia semakin hari semakin anjlok, Rabu (30/06/2021).

Ia menyampaikan, seharusnya Pak Jokowi tampil dalam memberi jawaban, contoh praktek berdemokrasi yang ideal, baik dan benar, dimana rakyat diberikan kedaulatannya untuk berekspresi, berpendapat dan menyampaikan kritik kebijakan pemerintah yang dinilai dapat merugikan rakyat dan tidak senafas dengan cita ideal reformasi.

“Namun ekspetasi dan realita jauh berbeda, Pak Jokowi semakin menunjukkan sikap soft otoritarian nya,” ujarnya.

Lanjut ia sampaikan, sehingga benar jika dikatakan bahwa salah satu alasan yang membuat gelar “King of Lip Service” disematkan kepada Jokowi karena beliau pernah menyatakan rindu ingin di demo agar pemerintahannya dapat dikontrol.

“Tapi fakta di lapangan sangat jauh berbeda. Jika kita melihat bahwa masih ada beberapa aktivis mahasiswa yang sampai saat ini banyak direpresi dan ditahan karena melakukan aksi penolakan terhadap Regulasi yang tidak di inginkan oleh Rakyat,” jelasnya.

Katanya, sudah saatnya Pak Jokowi membuktikan kata-katanya untuk siap dikritik. Termasuk yang paling penting adalah segera merealisasikan semua janji-janji politiknya. Bukan justru ber drama ditengah buntunya berbagai persoalan, pembungkaman dimana mana ketika rakyat menyampaikan pendapat.

“Merespon hal tersebut sudah saatnya nyalakan tanda bahaya, darurat demokrasi segera galang kekuatan kembali. Negara sedang gawat, saatnya galang perlawanan rakyat!,” tuturnya.

Facebook Comments

Related Articles

Back to top button