Berita TokohCurhat OmGaya HidupInspirasiPeristiwa

Heuristis Insidental Dan Pergerakan Pemuda Hari Ini

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Opini Publik Oleh: Hendro juniarto

Secara bahasa pengertian pemuda adalah seorang Laki–laki atau perempuan yang sudah mencapai tahap dewasa. Frase paling sering didengar kepada seorang pemuda adalah harapan bangsa. Begitu beratnya tanggungjawab yang harus diemban, dimana seluruh warga Negara menaruh harapan kepada pemuda. Pemuda yang baik tentunya akan senantiasa tumbuh dan juga berkembang menjadi pribadi unggul dan mandiri untuk melaksanakan tugas mulia tersebut. Sayangnya, tidak semua pemuda berpikiran demikian.

Jika coba kita sandingkan dengan pergerakan pemuda hari ini yang begitu minim, terutama di setiap daerah di Indonesia yang kurang mampu memahami sesuatu ketika di sandingkan dengan peliknya permasalahan yang terjadi di Seluruh pelosok penjuru negeri ini.

Permasalahan negara di seluruh penjuru dunia ini hampir semuanya mempermasalahkan perihal Pandemi Covid-19. dari sini, ada yang berusaha memperbaiki ada yang berusaha mencari keuntungan dan ada yang mencari kesempatan untuk ajang korupsi, tetapi Indonesia menjadi salah satu negara yang begitu nampak memperlihatkan dampak “negatif” dari virus yang menakutkan ini.

Bicara pemuda hari ini yang seharusnya menjadi kontrol sosial, yang semangat membicarakan perihal permasalahan sosial di negara ini akan tetapi, nyatanya banyak pemuda malah justru tidak mempedulikan sama sekali permasalah sekalipun ada yang perduli hanya karena ada tujuan hingga meniadakan pemuda lainya bahkan tidak jarang meniadakan Tuhannya.

Terlebih hari ini di samping pandemi Pada hari ini seolah menjadi atributif, Rezim Orde baru memasuki masa genting dengan datangnya badai krisis ekonomi di akhir 1997 dan terus memburuk hingga 1998. Kondisi hari ini seola-olah mengejek dan mengukuhkan kembali Rezim Soeharto tetapi sangat di rasakan dan terlanjur di nikmati, Masa ini ditandai dengan meningkatnya represi negara yang diwujudkan dalam berbagai bentuk tindak kekerasan, termasuk operasi kriminalisasi orang secara paksa yang terus menerus, dan beberapa waktu belakangan banyak memakan korban. Sebagai reaksi atas meningkatnya represi tersebut, membuktikan bahwa tingkat kritis, seperti kalangan intelektual 1998 dari mahasiswa dan pemuda sangat menurun dalam wujud berbagai aksi belakangan ini.

Tingkat kecekatan analisis pemuda dalam melihat suatu permasalahan yang bersifat insidental sangat di butuhkan hari ini dengan banyak mencari orang yang menurut kita benar-benar berkompeten saja, dan banyak belajar melalui media Cetak maupun media elektronik supaya kita bisa perlahan menjawab semua permasalahan yang ada di sekitar kita dengan atas dasar tanggung jawab selaku pemuda.

Memang membingungkan kita selaku pemuda, ketidak selarasnya dunia politik, organisasi ,dan rana pertemanan atupun keluarga, yang memang menjadi ruang lingkup perjalanan pemuda, terkadang membuat kebingungan pwmuda, dan hal tersebut sering kali menjadi titik berat permasalahan yang di dalami, hingga memperkecil bahkan melupakan ruang lingkup lainya.

Selaku pemuda kita tidak bisa untuk memastikan semua orang harus mengetahui apa yang telah menjadi tujuan kita selaku pemuda dan wajib membiasakan kebenaran dengan tidak di tuntut dan di paksakan, dan kita harus memahami untuk mencapai suatu tujuan banyak jalannya, saya berikan analoginya:

Pada suatu ketika Ada dua kelompok pendaki yang sama-sama ingin mencapai puncak, gunung ini memiliki banyak jalur pendakian, pada suatu hari saat di mulainya pendakian kelompok A berangkat 1jam lebih dahulu dari Kelompok B di hari yang sama memilih jalur yang berbeda, yang diketahui jalur-jalur tersebut jika di tempuh memiliki jarak tempuh yang tidak sama, singkat cerita kelompok B mencapai puncak lebih dahulu di banding kelompok A tetapi setelah sampai kedua kelompok mendirikan tenda bersampingan di puncak gunung tersebut, menjelang malam  kedua kelompok tersebut justru bersatu dalam lingkaran diskusi, hingga menyadari bahwa mereka memulai jalan yang sama, sama-sama dari bawah, mengunakan jalan yang berbeda, namun tetap dengan tujuan yang sama, dan mereka tertawa melihat ke bawah menertawakan diri mereka sendiri apa yang mereka tertawakan ternyata hanya sebuah kalimat singkat  ( ternyata kita punya tujuan yang sama ya ?).

Berkaca dari analogi di atas banyaknya pergerakan pemuda hari ini bnyaknya pola arah dan langka individu pemuda, tidak bisa kita justifikasi mereka tidak bertindak apa-apa. begitupun apa yang telah kita lihat bersama hari ini permasalah di tubuh sosial kita hari ini begitu banyak dan cara menyelesaikannya juga harus sama, dengan banyak cara.

Sebenarnya permasalahan sosial tidak pernah menuntut kita, namun tanggung jawab kita selaku pemuda itu sendiri yang harus dalam kita memaknainya, ndividu yang berada pada tahap yang progresif dan dinamis, sehingga kerap kali pada fase ini dikatakan sebagai usia yang produktif untuk melakukan berbagai bentuk kegiatan, baik belajar, bekerja, dan lain sebagainya. Namun di balik semuanya kita harus bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita bangsa, memang tidak mudah menjadi pemuda tatapi itu suatu realita yang harus kita jalani dan nikmati.

#Berprosestanpaprotes

Facebook Comments
Back to top button