Peristiwa

MAKI Sumsel : Bank BSB sebaiknya di awasi OJK dan BI untuk hindari mafia kridit

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Komline, Jakarta- Menggunungnya kridit macet tak tertagih di Bank Sumsel Babel menunjukkan carut marut kinerja Manajemen Bank Sumsel Babel menurut MAKI Sumsel.

“Baca data Bank Sumsel bikin Kepala Kita berdenyut, duit ratusan milyar di main – mainkan seenaknya saja”, terang Deputy MAKI Sumsel Ir Feri Kurniawan. “Modusnya hanya 2 (dua) yaitu agunan yg tidak mengcover dan take over kridit macet dg memperbesar pinjaman”, kata Deputy MAKI Sumsel.

“Pengurus Bank Sumsel Babel terkesan sudah terlalu lama mengabaikan manajemen resiko dan patut diduga pemberian pasilitas mega kridit atas disposisi pemegang saham”, jelas Deputy MAKI Sumsel.

“Disinyalir sudah teramat sering pemberian pasilitas kridit diatas agunan namun hanya kridit PT Gatramas Internusa yang diangkat ke permukaan dan anehnya menjadi perkara tindak pidana korupsi dengan tersangka debitur”, jelas Feri selanjutnya.

“Sudah saatnya menghukum Pengurus Bank Sumsel Babel untuk memberi efek jera dan meminta OJK dan Bank Indonesia awasi kinerja dewan Direksi dan Dewan Komisaris Bank Sumsel Babel karena diduga ada yg tidak lulus OJK sampai 2 (dua) kali atau terkesan di paksakan”, pungkas Deputy MAKI Sumsel.

Kridit macet PT Gatramas Internusa telah mengungkap mafia kridit di Bank Sumsel Babel. Ratusan milyar kridit macet tak tertagih dan merugikan keuangan Bank Sumsel Babel karena agunan tidak mencover pagu kridit.

Perkara kridit macet di Bank Sumsel Babel semakin menggunung selain kridit macet PT Gatramas Internusa (PT GI) terdapat juga kridit macet PT Copindo Rp. 50 milyar dan Kridit untuk cluster perumahan Kawasan gasing water bay seluas 235.884 M2 di desa Gasing kabupaten Banyuasin dengan pagu kridit Rp. 75 milyar.

Kridit macet PT Copindo awalnya di tangani Kejati Sumsel namun dihentikan karena infonya lebih dulu di tindak lanjuti Polda Sumsel. Namun belum ada rilis Poda Sumsel terkait proses hukum penyelidikan kridit macet PT Copindo.

PT Copindo mendapat pasilitas kridit dari Bank Sumsel Babel Rp. 50 milyar dimana patut diduga agunannya tidak mengcover pagu kridit. Dimana Underlying antara Kreditur dan debitur diduga di bawah nilai kridit yang di ajukan PT Copindo sehingga berdampak pada cash flow PT Bank Sumsel Babel.

Kridit macet yang juga terpantau adalah kridit untuk cluster perumahan Kawasan gasing water bay seluas 235.884 M2 di desa Gasing kabupaten Banyuasin dengan pagu kridit Rp. 75 milyar dan terindikasi agunan tidak mengcover pasilitas. Duit negara di permainkan ratusan milyar dengan kridit yg bermasalah dan karena kridit perbankan menjadi alasan pembenaran.

Jumlah kridit macet lainnya di Bank Sumsel Babel yang terindikasi dan berpotensi macet yaitu di PT MA yang berdomisili di Pkl. Pinang dengan potensi tak tertagih sebesar Rp. 145,7 milyar, kemudian di PT TM yang kabarnya di pailitkan PT KP serta PT SP dengan total kridit macet disinyalir ratusan milyar rupiah. Terkesan PT Bank Sumsel Babel kurang memahami manajemen resiko dan diduga banyak campur tangan pemegang saham.

Yang paling krusian saat ini adalah bunga transfer dana pusat untuk APBD karena tertahan di dalam rekening APBD siapa yang mendapatkan hasil bunga senilai puluhan milyar per tahun.

Facebook Comments

Related Articles

Back to top button