Persoalan Angkutan Batubara di Lahat Melintasi Jalan Umum Tak Kunjung Ada Solusi, GCL Ancam Demo Serentak di Lahat dan di Jakarta
Infolahat, Lahat – Ketua Umum Gerakan Cintai Lahat Mahendra Reza Wijaya menyoroti aktivitas angkutan batubara yang melintasi jalan umum dari sejumlah perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Lahat.
Menurutnya, dampak dari angkutan batubara yang melintasi jalan umum bukan hanya mengganggu aktivitas masyarakat namun debu jalanan membuat polusi yang membahayakan terhadap kesehatan.
“Perusahaan batubara yang mengeksploitasi kekayaan alam yang dimiliki Lahat sampai hari ini belum membuat jalan sendiri dan masih melintasi jalan umum. Perusahannya itu, PT MIP, PT DAS, PT BAU, PT Priamanaya, PT BSR dan masih banyak yang lain,” kata Mahendra dalam keterangannya, Sabtu (9/11/2024).
“Dampaknya sangat banyak, diantaranya kemacetan, sering terjadi kecelakaan dan debu yang bikin polusi,” imbuhnya.
Mahendra menyebut bahwa persoalan perlintasan angkutan batubara sudah lama menjadi keluhan masyarakat yang sampai sekarang tidak ada solusi kongkret.
“Ini masalah yang tidak selesai-selesai padahal masyarakat sudah mengeluh sejak dulu,” bebernya.
Mahendra menuding Pemkab Lahat selama ini tidak mampu menidaklanjuti keluhan masyarakat. “Sekalipun ini bukan wewenang Pemkab Lahat, bukan berarti lari dari tanggung jawab, harus melakukan advokasi kepada masyarakat yang dirugikan dan lakukan supervisi atau koordinasi untuk mencari solusi bersama,” tegasnya.
Selain itu, Mahendra menyalahkan perusahaan yang hanya mengeruk kekayaan alam yang dimiliki Lahat tanpa memperdulikan kehidupan masyarakat yang terkena dampak.
“Perusahaan juga taunya cuma mengeruk kekayaan. Masyarakat yang terkena dampak tak pernah diperdulikan. Masyarakat mengeluh karena debu tanpa digubris dan sampai hari ini tetap melintasi jalan umum,” ujarnya.
“Persoalan ini bukan hanya soal bantuan sosial atau CSR namun ini menyangkut aturan yang seharusnya ditegakkan. Angkutan batubara itu tidak boleh melintasi jalan umum atau harus punya jalan sendiri,” lanjutnya.
Karena itu, Mahendra memastikan akan melakukan aksi demonstrasi serentak yaitu di Lahat dan di Jakarta agar ada tindakan jelas dalam mengatasi masalah angkutan batubara yang melintasi jalan umum.
“Kami akan melakukan aksi serentak di Lahat dan di Jakarta. Mahasiswa di Jakarta sudah memastikan akan demo di Kemenhub dan KLHK untuk menindak keras semua perusahaan yang aktivitas angkutan batubaranya melintasi jalan umum,” ucapnya.
Bahkan, kata Mahendra, aksi juga akan dilaksanakan di kantor masing-masing perusahaan batubara yang ada di Jakarta.
“Perusahaan jangan hanya bisa mengambil keuntungan dari bisnis batubara tapi disisi lain merugikan masyarakat karena hal itu adalah bentuk penjajahan yang sangat keji dan biadap. Menyikapi itu, kantor perusahaan yang ada di Jakarta akan didemo berjilid-jilid,” tandasnya.