Berita TokohGaya HidupInspirasiKelakar KitoKesehatan & WanitaKisah & MisteriPeristiwaPolitik Dan HukumUncategorized

Tak Terima Bantuan Apapun Masyarakat Transmigrasi Kikim Selatan Lahat Curhat Kepada PGK

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Komline, Keban Jaya– Perkumpulan Gerakan Kebangsan (PGK) berkunjung ke Desa Keban Jaya, Kecamatan Kikim Selatan, kab. lahat Sumatera Selatan Selasa (16/6/20).

Perwakilan PGK tersebut menyusuri jalan menuju Desa Keban Jaya. Meski perjalanan yang terbilang jauh, karena desa tersebut bertempat di wilayah paling ujung Kecamatan Kikim Selatan, tidak mematahkan semangat dan niat untuk bertemu dengan masyarakat disana dan mendengarkan keluhan masyarakat.

Tak hanya itu, PGK pun membagikan masker gratis untuk masyarakat agar tidak mudah tertular virus covid-19.
Salah satu perwakilan PGK Harda Bely mengatakan, PGK melakukan blusukan ini untuk mendengarkan keluh kesah masyarakat di Desa Keban Jaya dan warga KTM (Kota Terpadu Mandiri).

”Semoga di masa pendemi virus Covid-19 masyarakat tetap berjalan sebagai mana mestinya dan semoga masyarakat tidak terlalu terdampak dalam perekonomian keluarga. Selain itu, kita juga akan bagikan masker kepada warga Desa Keban Jaya dan KTM. Semoga usulan dan keluhan masyarakat ini bisa di sampaikan ke pihak pemerintah daerah maupun pusat,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu warga KTM Andi mengatakan, kebanyakan masyarakat KTM tidak memiliki mata pencarian. Kehidupan mereka tergantung hanya dengan bercocok tanam di lahan perkarangan rumah warga. Sedangkan, pemerintah sudah menjanjikan untuk memberikan lahan pertanian namun sampai saat ini belum terpenuhi.
Oleh sebab itu, dari 200 rumah yang di huni warga, kini tersisa 100 rumah yang ditempati. Kndisi ini di sebabkan karna tidak adanya tempat mata pencarian bagi masyarakat transmigrasi KTM serta banyaknya terjadi tindak kriminalisasi di wilayah transmigrasi KTM.

”Warga transmigrasi itu sangat membutuhkan solusi untuk menjadikan warga tranmigrasi lebih maju dan mempunyai kehidupan yang layak. Karna meskipun begitu, warga transmigrasi merupakan warga negara Indonesia juga,” ungkapnya.

Andi menanbahkan mayoritas penduduk yang menempati wilayah transmigrasi merupakan bagian dari masyarakat Keban Agung, Tanjung Kurung, Beringin Jangut, serta warga dari luar Pulau Sumatera Selatan.

“Masih banyak yang harus diperbaiki, apalagi sistem UPT kependudulan yang tidan jelas sehingga membuat masyarakat transmigrasi tidak memiliki tempat untuk mengadu tentang permasalaham di wilayah transmigrasi KTM,” jelasnya.

Selain itu, sebelum adanya pandemi virus covid-19 dan selama berlangsungnya virus tersebut, masyarakat transmigrasi tidak sama sekali mendapatkan bantuan sosial seperti PKH, BLT Dana .

Facebook Comments
Back to top button