Berita TokohEkonomiPeristiwaPolitik Dan HukumUncategorized

Dampak Pandemi Covid-19 Ekonomi Sumsel Kuartal II akan Semakin Tertekan

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Komline, Palembang– Pertumbuhan ekonomi Sumatra Selatan tertekan akibat dampak pamdemi Covid-19 atau Virus Corona selama kuartal II atau periode April-Juni 2020.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel Hari Widodo mengatakan perekonomian Sumsel akan terasa tertekan akibat wabah virus Corona mulai periode kuartal II dengan prediksi sebesar 3 persen dan cenderung ke bawah.
Hari menambahkan, penurunan karena pengaruh Covid mulai efektif sejak Maret, penerapan social distancing tentu telah membuat aktivitas perekonomian juga terbatas pada periode ini.

Perlambatan ekonomi provinsi itu akan berlanjut pada kuartal III/2020 kemudian diprediksi akan terjadi pemulihan pada kuartal IV. Dengan proyeksi tersebut, bank sentral menghitung pertumbuhan ekonomi Sumsel berkisar 3,4 – 3,8 persen pada tahun 2020,” jelas Hari, Jumat (8/5/20).

Sementara itu, menurut dirinya puncak perlambatan ekonomi Sumsel dipengaruhi sejumlah faktor, mulai dari penurunan konsumsi rumah tangga, investasi hingga ekspor.
Lanjutnya, dari ketiga komponen tersebut, konsumsi rumah tangga yang berperan telak menekan perekonomian Sumsel akibat pandemi Corona. Dengan kontribusi sekitar 60 persen terhadap PDRB Sumsel, jika terjadi perlambatan di sektor itu maka akan berpengaruh signifikan terhadap penurunan perekonomian Sumsel.

Penurunan konsumsi rumah tangga saat pandemi Covid-19 dipengaruhi oleh penerapan social dan physical distancing untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Meskipun pada kuartal II terdapat momen Ramadhan dan Idulfitri yang biasanya mengerek permintaan di masyarakat, situasi saat ini berbeda” jelasnya.
Selain itu, perlambatan ekonomi kemudian semakin telak karena komponen investasi akan turun, kinerja ekspor komoditas ditengarai mulai melemah pada kuartal II – kuartal III tahun ini.

Lanjutnya, Perekonomian Sumsel juga bergantung pada ekspor komoditas alam, seperti karet, sawit dan batubara. Ketika negara tujuan masih terdampak Covid-19 dan menerapkan lockdown maka tentu akan berpengaruh terhadap ekspor dari Bumi Sriwijaya.
Komponen lain yang bakal memperdalam penurunan ekonomi Sumsel adalah investasi. Pada kuartal I/2020, bank sentral mencatat investasi di Sumsel hanya Rp5,5 triliun baik dari asing maupun dalam negeri. Di mana penanaman modal asing (PMA) berasal dari Singapura.
“Kita lihat pada kuartal II dan III dampak Covid-19 akan menurunkan investasi di Sumsel,” katanya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel melansir pertumbuhan ekonomi Sumsel kuartal I/2020 tumbuh 4,98 persen. Angka tersebut masih lebih baik dibanding nasional dan tertinggi dibanding provinsi lain di Sumatra.
“Memang pada kuartal I tidak langsung terjun bebas karena masih meng-cover perekonomian pada Januari dan Februari, makanya di kuartal II bakal terlihat jelas penurunan akibat pandemi Covid-19,” kata Hari.

(Red)

Facebook Comments
Back to top button