Peristiwa

Asal Usul Tahun Baru Masehi yang Sangat Menarik untuk Diketahui

google.com, pub-5445025501323118, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Penasaran kan, bagaimana asal usul tahun baru masehi? Awal tahun baru di Indonesia jatuh setiap tanggal 1 Januari.

 

Ternyata, alasannya adalah karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia. Sejarah asal usul tahun baru masehi pun cukup panjang. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini, ya!

 

Tahun Baru di Dunia

Sebelum membahas lebih lanjut tentang asal usul tahun baru masehi, sebaiknya kita mengetahui peringatan tahun baru yang ada di dunia. Berikut ulasannya yang telah dirangkum dari laman wikipedia:

 

Dalam kalender Baha’i, tahun baru jatuh pada tanggal 21 Maret (Naw Ruz).

Rosh hasanah adalah perayaan tahun baru bagi umat Yahudi, di mana hari tersebut jatuh sebelum tanggal 5 September pada kalender Gregorian.

Tahun baru Hijriyah dalam kalender Hijriyah diperingati setiap tanggal 1 Muharam.

Tahun baru Tiongkok atau Imlek jatuh pada malam bulan baru pada musim dingin (antara akhir Januari sampai dengan awal Februari).

Tahun baru Thailand diperingati mulai tanggal 13 April hingga 15 April dengan upacara penyiraman air.

Tahun baru Jawa dalam kalender Jawa dirayakan setiap tanggal 1 Suro disebut dengan ‘tanggap warsa enggal siji suro’ dengan menampilkan pementasan wayang kulit purwa dan festival budaya.

Tahun baru Vietnam disebut Tt Nguyên án, diperingati pada hari yang sama dengan Imlek.

Bagaimana Sejarah Asal Usul Tahun Baru Masehi? 

 

Dilansir dari berbagai sumber, perayaan tahun baru awalnya muncul di Timur Tengah, pada 2000 SM. Penduduk Mesopotamia merayakan pergantian tahun pada saat matahari tepat berada di atas khatulistiwa, atau tepatnya 20 Maret. Hingga saat ini, Iran masih merayakan tahun baru pada tanggal 20, 21, atau 22 Maret, yang disebut Nowruz.

 

Untuk penanggalan Masehi, Tahun Baru pertama kalinya dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM.

 

Dalam mendesain kalender yang baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, yaitu seorang ahli astronomi dari Iskandariyah. Sosigenes menyarankan agar penanggalan baru dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru dihitung sebanyak 365 seperempat hari, dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari.

 

Selain itu, Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh pada 44 SM, ia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti lagi dengan nama pengganti Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

 

Dalam hitungan hari, kita semua akan merayakan pergantian tahun. Perayaan malam tahun baru memang menjadi hal yang sangat dinantikan bagi hampir seluruh masyarakat. Pergantian dari 31 Desember menuju 1 Januari ini, menjadi momen sangat penting yang menandakan tahun yang baru.

Facebook Comments

Related Articles

Back to top button